CALIFORNIA - Federal Bureau of Investigation (FBI) mengeluarkan peringatan tentang bahaya software bajakan. Badan investigasi tersebut menyatakan bahwa banyak software bajakan mengandung malware.
Menurut FBI, banyak pengguna yang tergoda membeli produk palsu atau aplikasi ilegal karena harga yang lebih murah.
Namun hal tersebut justru mengancam keamanan pengguna.
"Pengalaman kolektif kami telah menunjukkan hal tersebut menjadi kenyataan, baik melalui keluhan yang kami terima dan melalui penyelidikan kami. Hal ini juga telah divalidasi oleh studi industri, yang menunjukkan bahwa peningkatan jumlah software yang dipasang pada komputer di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat (AS), ialah bajakan dan software tersebut sering mengandung malware," jelas FBI dalam laporannya, seperti dikutip dari Softpedia, Minggu (4/8/2013).
Software bajakan memang bisa didapatkan dengan mudah dari para penjual. "Software bajakan juga bisa ditemukan sudah terpasang pada komputer yang dipesan secara online dan kemudian dikirim ke AS," sambung FBI.
Software bajakan biasanya tidak memiliki kemasan, faktur, dan dokumen lainnya. Label pada disk memiliki kualitas buruk dan versi software juga terbatas. Meskipun jika dilengkapi manual, kerap terdapat salah ketik.
Selain itu, pengguna kemungkinan diminta mengunjungi sebuah website untuk mengaktifkan produk. Teknik ini digunakan untuk mengelabui korban agar mengunduh malware ke perangkat mereka.